Langkah ganda putra Indonesia, Leo Rolly Carnando dan Bagas Maulana, harus terhenti di babak 32 besar setelah menghadapi pasangan tuan rumah dalam laga yang penuh drama di Korea Open 2025. Kekalahan dengan skor 18-21, 21-17, 22-24 ini memberikan pelajaran berharga tentang ketahanan dan strategi yang diperlukan di level kompetisi internasional.
Keberhasilan Leo dan Bagas di gim kedua, yang ditandai dengan permainan agresif mereka, memunculkan harapan meski akhirnya harus menyerah di set terakhir. Momen-momen krusial yang terjadi selama pertandingan menunjukkan betapa ketatnya kompetisi di level ini.
Pertandingan berlangsung di Stadion Suwon, di mana kedua pasangan menunjukkan keterampilan dan determinasi luar biasa. Meskipun tampil menjanjikan, Leo dan Bagas harus mengakui keunggulan pasangan Korea Selatan, Lee Jongmin dan Wang Chan, yang bermain dengan sangat baik.
Perjalanan Laga yang Menegangkan di Pertandingan Awal
Di gim pertama, Leo dan Bagas mengalami kesulitan di awal. Mereka sempat tertinggal 0-3 dan terpaksa berjuang keras untuk mengejar ketertinggalan hingga kembali menyamakan kedudukan di angka 8-8.
Walau berhasil meraih momentum, Leo dan Bagas tak mampu mempertahankan keunggulan mereka dan harus berpuas diri tertinggal 10-11 saat interval. Tekanan dari pasangan Korea Selatan semakin memuncak, membuat situasi semakin sulit bagi pasangan Indonesia.
Mari kita lihat gim kedua yang berlangsung lebih mengesankan. Leo dan Bagas menunjukkan performa yang jauh lebih baik, berhasil mencuri mulai dari awal dengan skor 4-2 dan terus memimpin hingga mencapai keunggulan yang cukup signifikan.
Kebangkitan yang Dibutuhkan di Gim Kedua
Keberhasilan Leo dan Bagas memimpin di gim kedua memberikan harapan baru bagi para pendukungnya. Dengan permainan solid, mereka mengamankan keunggulan 15-8, meski sempat dikejar oleh pasangan Korea yang gigih.
Secara tak terduga, keunggulan mereka sempat terpangkas, namun Leo dan Bagas berhasil mempertahankan konsistensi hingga merebut set kedua dengan skor 21-17. Ini adalah langkah penting yang menunjukkan mereka bisa bersaing di level tinggi.
Momentum yang berhasil mereka bangun seakan memberikan harapan baru sebelum melangkah ke set penentuan. Namun, keadaan tak selalu menguntungkan dalam pertandingan yang sangat ketat ini.
Drama di Set Ketiga yang Menentukan
Gim ketiga merupakan drama yang penuh ketegangan, di mana kedua pasangan berjuang untuk setiap poin. Di awal, skor sempat imbang 2-2 dan kemudian Leo dan Bagas dapat menjauh dengan keunggulan 6-4.
Di interval gim ketiga, Leo dan Bagas memimpin, tapi keunggulan ini tidaklah cukup untuk menempatkan mereka dalam posisi aman. Pasangan Korea Selatan tidak menyerah dan terus menekan untuk menyamakan kedudukan.
Saat skor mencapai 20-20, ketegangan meningkat. Leo dan Bagas sempat berbalik unggul, tetapi kesalahan kecil membuat pasangan Korea kembali memimpin sebelum akhirnya menutup pertandingan dengan dramatis.
Hasil akhir 22-24 menandai akhir yang menyedihkan bagi langkah ganda putra Indonesia ini di turnamen. Meski demikian, penampilan mereka patut diacungi jempol dan memberikan banyak pelajaran berharga untuk pertandingan mendatang.
Dengan tersingkirnya Leo dan Bagas, harapan untuk melangkah lebih jauh di Korea Open harus pupus, namun perjalanan mereka akan terus dikenang oleh para penggemar badminton di Indonesia.